Batik Tasikmalaya

Kali ini kita akan mengulas tentang Batik Priangan, yang tersebar di Tasikmalya, Garut, dan Ciamis. Batik ini juga merupakan bagian dari Batik Tatar Sunda bersama dengan Batik dari Cirebon dan Indramayu. Perbedaan hanya terdapat pada warna dan motif, pada Batik Cirebon yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan warnanya lebih cerah dan motifnya kebanyakan mengambil tema laut seperti ganggang. Dan pada Batik priangan yang sebagian besar masyarakatnya agraris, berprofesi sebagai petani, lebih menonjolkan motif yang bertema agraris seperti padi, burung bangau, warnanya pun masih cerah tetapi ada daerah yang lebih menonjolkan warna klasik seperti coklat dan hitam.

Batik Priangan, merupakan Batik dari kahyangan. Priangan berasal dari kata Parahyangan yang berarti Kahyangan yang juga berarti tempat tinggal para dewa. Makna kahyangan itu sendiri sudah tereposisi, tidak lagi menceritakan tentang para dewa melainkan kekayaan alam bumi Sunda. Secara umum Batik Priangan menggambarkan flora, fauna (kebanyakan gambar merak, kupu-kupu) dan juga catatan sejarah yang dialami oleh masyarakat Priangan.

Dan seperti cerminan masyarakat Sunda pada umumnya, yang berwatak riang, dan terbuka terhadap unsur-unsur asing. Batik Priangan sendiri terinspirasi dari budaya luar yang tentunya dikombinasikan dengan budaya lokal. Inspirasi tersebut berasal dari budaya asing seperti Cina dan Eropa pada penggunaan motif kipas, paying dan kartu remi. Juga inspirasi dari Batik Yogjakarta, terlihat dari kesamaan mirip pada motif parang yang pada Batik Priangan disebut motif Rereng atau Isuk.

Secara umum tidak ada pembatasan pemakaian kain Batik Priangan ini pada kalangan tertentu seperti pada Batik Jogjakarta dan Solo, hal ini karena motif yang digambar tidak memuat unsur doa dan juga tidak ada makna tertentu secara filosofis. Jika ada kalangan tertentu yang menggunakan motif yang jarang ditemui maka biasanya motif tersebut dipesan khusus langsung kepada pembatik. Dalam hal penggunaan, Batik Priangan hanya dipakai untuk busana tidak untuk upacara atau perayaan agama tertentu.

Penggunaan motif yang bersifat naturalis disebabkan oleh profesi sebagian besar masyarakat Sunda yang agraris. Motif-motif tersebut berupa ekspresi dari kesuburan dan keelokkan tanah Sunda, dan juga kegembiraan para petani dalam menyambut panen raya. Tetapi karena profesi masyarakatnya juga, Batik Priangan kalah pamor dengan Batik Jawa Tengah seperti Jogjakarta dan Solo, karena begitu memasuki masa panen, masyarakat berhenti mengerjakan Batik, membatik hanya dijadikan pekerjaan sampingan. Namun seiring dengan naiknya kembali pamor kain tradisional, Batik Priangan kembali merebut hati masyarakat Indonesia dengan keindahan warnanya.

Batik Tasikmalaya – Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.

Batik bukan saja diproduksi di Pekalongan, Solo, Surakarta maupun Yogyakarta. Batik juga diciptakan di sejumlah kawasan Jawa Barat. Diantaranya :

1. Batik Ciamis
Sedangkan untuk motif Batik Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan.

2. Batik Cirebon: Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi
Aktual Di Cirebon warna kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit dan hijau pupus. Warna batik tradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan cokelat. Batik Keratonan biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.

3. Batik Garut atau Garutan
Aktual Warna cerah dan penuh pada sisi lainnya, menjadi ciri khas batik Garutan. Didominasi warna dasar krem atau gading (gadingan), biru dan soga agak merah. Adanya warna ungu pada corak / desain batik garutan.

4. Batik Indramayu: Batik Dermayon dan Batik Paoman
Aktual Awalnya Batik Paoman hanya memiliki dua warna, yakni warna kain dan warna motif. Warna motif pun masih tradisional, seperti biru tua atau coklat tua. Kini warna-warna pada Batik Paoman lebih beragam.

5. Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan
Dengan warna kain merah, motif batik Kasumedangan yaitu berpola ceplokan motif utama pada latar vertikal, horisontal atau polos dan menemukan makna-makna simbolis dari motif-motif tersebut.

6. Batik Tasikmalaya: Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik Sukaraja / Sukapura (Batik tulis khas Tasikmalaya)
Bahkan pada masanya, kejayaan batik Tasik telah membuat kota ini dijuluki pusat industri batik di selatan Jawa Barat. Seakan ingin mengulangi kejayaannya di masa silam. Orang Tasik kini bangkit mengangkat kembali batik Tasik sebagai produk komoditi unggulan. Motifnya memang khas, sehinga layak dikenakan sebagai busana yang membuat siapapun yang mengenakannya tampil simpatik.

Batik Tasik dikerjakan dalam dua bentuk yakni dengan teknik cetak dan teknik tulis (handmade). Untuk yang batik tulis, nilainya cukup tinggi sehingga mampu menjadi cinderamata yang prestise. Aktual Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura berciri khas warna merah, hitam dan coklat. Motifnya kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung. Selain itu ada juga motif Merak ngibing, Cala-culu, Pisang Bali, Sapujagat, Awi Ngarambat. Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.

Memperhatikan kualitas dan potensinya, sudah selayaknya batik Tasik dibanggakan oleh orang Tasik. Untuk membuatnya jadi terhormat ada baiknya bila setiap warga kota Tasik berkomitmen untuk menjadikan Batik Tasikmalaya sebagai busana utama dan kebanggaan kemanapun mereka bepergian.

PEMESANAN : 085222308405

This slideshow requires JavaScript.